Menengok Pulau Orang Utan Rekayasa di Malaysia



Sebuah pulau khusus dibangun untuk konservasi orang utan di Perak Malaysia. Pulau yang berada di tengah Bukit Merah Laketown itu dinamai Orang Utan Island. Di pulau itu kita dapat menjumpai orang utan laiknya di Indonesia yang berada di alam liar.
Pulau Orang Utan di Bukit Merak Laketown/Zakki Amali

Pulau buatan itu dibangun seluas 35 hektare di antara danau dengan luar 7.000 hektare oleh Yayasan Pulau Orang Utan Bukit Merah. Pada tahun 1999 mulai dibangun dan diresmikan setahun kemudian. Inisiatif pembangunan dilakukan oleh pengembang properti yakni pendiri MK Land, YBhg Tan Sri Datuk Hj Musthapa Kamal. Dengan modal tiga orang utan pinjaman dari tanah Borneo Kalimantan, kini berkembang menjadi 23 ekor. Sebanyak 12 ekor di antaranya lahir di pulau tersebut. Sedangkan sisanya didatangkan dari Indonesia. Termasuk BJ, nama orangutan tertua dan terbesar di pulau itu dengan bobot 127 kilogram dan berumur 27 tahun.
Pulai ini tergolong unik, karena merupakan rekayasa manusia. Dibutuhkan waktu satu tahun untuk membuat pulau menyerupai rumah asli bagi orang utan. Hamparan pohon besar dan tinggi memenuhi kawasan menyerupai hutan ini. Dalam satu kawasan kita dapat menjumpai orang utan beraktivtas. Salah satu primadona orang utan adalah BJ.
Ketua Ranger Orang Utan Island, Syafii bin Abdul Aziz (42), mengatakan BJ merupakan tetua bagi orang utan di pulau itu. Ia tidak selalu menampakkan diri ketika jam kunjungan dibuka mulai pukul 09.00-17.00 waktu setempat. Adanya kalanya bersembunyi di rumahnya yang berupa semak.  “BJ agresif jadi memang tempat tinggalnya berada di belakang pulau, jadi tak bisa langsung dapat dilihat pengunjung. Kami pun sampai membuat perlindungan dengan pagar kawat yang dialiri listrik untuk mencegah kabur,” ujarnya.
Syafii dapat memahami sikap agresif BJ. Dipekirakan adanya trauma terhadap perlakukan manusia saat di Borneo. Ia tidak memungkiri prilaku tidak ramah manusia berupa penggusuran habibat orang utan membuat trauma dan selalu berusaha menyerang manusia. “Untuk itu kami bawa ke sini untuk tujuan pelestarian. Kalau masa pinjam sudah habis, kami kembalikan ke Kalimantan,” katanya.
Saking penasaran, saya dan beberapa teman wartawan dari Brunei dan Malaysia yang berkesempatan berkunjung dalam program Internasional Journalism Fellowship (IJF) oleh Malaysian Institute Press 2012 mencoba masuk ke konservasi dengan harapan menjumpai BJ. Ditemai Syafii dan seorang staf pulau, kami diantar ke sarangn BJ.
Awalnya kami tidak menjumpainya, namun kemudian menemukannya setelah berpencar mencarinya. Akhirnya kami menjumpai BJ di atas pohon. Namun tidak puas, karena hanya melihat separuh badan. Staf memutar otak agar BJ turun dari pohon. Dicarilah sebungkus nasi dan roti. Bungkusan makanan itu dilempar dekat pohon, selang tujuh menit satwa yang dilindungi ini turun mengambil makanan. Ia tampak lahap memakan. Sesekali menengok ke arah kami.
Namun, saat dipancing mendekat ke pagar kawat dengan umpan dua kelapa muda BJ tak kunjung merespon. Kami putuskan kembali ke rombongan, karena telah memakan waktu hampir sejam untuk memancingnya keluar sarang.

Edukasi dan Hiburan
Bukit Merah Laketown berjarak kurang lebih tiga jam dari Kuala Lumpur, 45 menit dari Ipoh, dan 35 menit dari Penang. Rombongan kami memilih bus sebagai moda transportrasi karena menghemat biaya dan mempercepat waktu perjalanan. Sebanyak 18 peserta IJF berada di Bukit Merah Laketown selama 6-8 Oktober 2012.
Berada di kawasan pegunungan, kawasan ini juga mempunyai ecopart (mini kebun binatang) dan waterpark (wahana permainan air). Dua wahana ini sebagai pelengkap kunjungan ke Orang Utan Island yang ditempuh dalam waktu 10 menit melalui perahu dari bibir danau.
Tidak diperlukan kocek tebal menuju Orang Utan Island. Untuk anak-anak dipungut RM 10 Ringgit dan RM 15 untuk dewasa atau sekitar Rp 33 ribu untuk anak dan Rp 50 ribu untuk dewasa. Biaya itu mencakup antar-jemput.
Selama 30 menit pengunjung akan dipandu memasuki lorong sepanjang 100 meter. Di sepanjang lorong monyet-monyet agresif bertebaran, sehingga pengunjung dilarang membawa makanan dalam bentuk apapun saat berkunjung. Sebab, monyet bisa merebutnya dan akhirnya melukai pengunjung. Selain orang utan, kera ikut menghuni kawasan.
Penghuni Tertua Pulau Orang Utan (BJ)/Zakki Amali
Hamparan bunga dan tanaman obat seperti lavender, sirih, dan serai menghampar di sepanjang lorong. Dari lorong itu kita dapat melihat tingkah polah orang utan laiknya di alam liar. Mereka bercengkrama, duduk di pohon, dan bergelantungan. Dari jarak lima meter itu kita dapat menyaksikan riangannya orang utan di rumah baru.
Bayi orang utan juga dapat dilihat karena tempatnya dipisah di ruang kaca berada di kantor dekat gerbang masuk kawasan pulau. Orang utan lainnya berada di Pulau BJ (penamaan diambil dari orang utan tertua) dengan luas lima hektare. Kawasan itu menjadi tempat penelitian tentang orang utan yang dilakukan universitas ternama Malaysia dan mancanegara, seperti  Universitas Sains Malaysia, Universitas Sabah Malaysia, Cambridge University Inggris, dan Kyoto University Jepang.
Tempat konservasi orang utan di Malaysia tak hanya di Bukit Merah. Wilayah yang berbatasan dengan Indonesia seperti Srawak juga punya konservasi. Namun penyatuan kawasan dengan wahana permainan air dan kebun binatang mini menjadikan tempat ini mempunyai daya tarik lebih. Selain itu kita tidak perlu kesulitan untuk menjumpai orang utan. Sebab telah difokuskan di titik-titik berjarak puluhan meter dari bibir pulau.
Kawasan wisata ini menyediakan penginapan kelas menengah, kafetaria, dan kios cinderamata. Dalam waktu sehari, seluruh wahana dapat dikunjungi, karena berdekatan dan luasnya dapat dijelajah dalam waktu setengah jam. Ecopark dan waterpark hanya dipisah oleh pagar dan pepohonan. (Zakki Amali)

Komentar

  1. Dari mana anda dapat info kalau Orangutan yang ada di Bukit Merah ini di datangkan dari Indonesia?. Anda sepertinya mau cari gara-gara. Orangutan di Bukit Merah, Malaysia itu didagangkan dari Sarawak, satu wilayah Malaysia juga. Bukan dari indonesia. Di seluruh dunia, orangutan hanya boleh ditemukan di Sumatera dan Borneo. Satu pertiga dari pulau Borneo itu ada wilayah Malaysia dan orang utan Bukit Merah ini didatangkan dari sana. Pokoknya ada IC, bukan pendatang.

    BalasHapus
  2. mungkin maksud penulis ada benernya juga. soalnya, untuk mendapatkan orangutan secara ilegal dari Indonesia jauh lebih mudah dibanding di malaysia

    BalasHapus

Posting Komentar